Yuk Intip 9 Model Baju Pesta Ibu Hamil Muslim yang Akan Membuat Anda Tampak Menawan Meski Sedang Berbadan Dua. Salah satu momen paling berkesan dan istimewa dalam kehidupan wanita adalah di masa kehamilan. Namun, kebanyakan dari perempuan menjadi tidak percaya diri terhadap bentuk tubuh seiring perkembangan si janin di dalam perut. Mendesainbusana sesuai kesempan yang telah di tentukan Ruang lingkup kompetensi: Desain Busana. F. Cek Kemampuan 1. Pengetahuan : Tentang unsur-unsur desain dan Prinsip-prinsip desain 2. Sikap : Opini terhadap perkembangan mode 3. Keterampilan : Mendesain sesuai gerak tubuh dan kesempatan. eksperimenII; ukuran busana yang dihasilkan sesuai dengan kaidah busana muslimah; teknik jahitan dan penyelesaian busana telah memenuhi syarat kerapian; hiasan berupa payet dan manik-manik kurang terlihat karena warna terlihat gelap dan kurang nampak. Secara keseluruhan (total look) dari busana ini sesuai dengan busana cocktail muslimah. cash. 1. Deskripsi Busana Pesta a. Pengertian Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada saat pesta, dimana tersebut dibagi menurut waktunya, yaitu pesta pagi, pesta siang, dan pesta malam, Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 199810. Sedangkan Enny Zuhni Khayati 19983 mengungkapkan bahwa “Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, baik pagi hari, siang hari, dan malam hari”. Sedangkan Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, 47 biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. b. Penggolongan Busana Pesta 1 Waktu Pemakaian a Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta pagi hari. Untuk busana pagi hari, dipilih warna yang lembut yaitu, biru, hijau, ungu, warna – warna muda dan cerah serta bahan yang digunakan bisa dari bahan sutera, batik, dan lain-lain. Menurut Prapti Karomah 1990 motif bahan untuk busana pesta pagi hari adalah motif bunga, polos, atau geometris. Dan model yang dipakai adalah bentuk leher berkrah atau tanpa krah, lengan pendek, lengan ¾ atau lengan panjang, rok suai, rok lingkaran atau rok ½ lingkaran, rok kerut, dan rok lipit. Sedangkan untuk pelengkap yang digunakan lebih sederhana dari pesta malam yaitu perhiasan emas tetapi tidak berlebihan, sepatu tinggi dan tas 48 model busananya lebih bervariasi, warna bahan lebih mencolok atau lebih gelap dan cenderung hampur sama dengan busana pesta malam hari. Perhiasan yang dipakai sebaiknya tidak berkilau. c Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana pesta yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari dari waktu mulai matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur baik bersifat resmi atau tidak resmi, Enny Zuhni Khayati, 1998. Model dan perhiasan busana pesta malam lebih mewah dari pada busana pesta pagi atau busana pesta sore. Menurut Prapti Karomah 1990 busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus, lembut jika dibandingkan dengan busana pesta pagi maupun busana pesta sore hari, bahan yang digunakan seperti chiffon, Organza, taffeta, satin, beledu, dan bahan yang berkilau, dipilih warna yang agak tua seperti, hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan sebagainya. Pelengkap busana untuk busana pesta malam sesuai dengan model, bahan, warna, dan tidak berlebihan, menggunakan sepatu bertumit tinggi dari kulit halus atau dari kain, dan perhiasan yang digunakan lebih mewah dari busana pesta pagi maupun busana pesta sore hari. Siluet busana pesta berbeda dengan busana sehari – hari. Busana pesta umumnya lebih rumit dan lebih mewah, baik desain busananya maupun pada hiasanya. Menurut Sri Widarwati 1993 Busana pesta malam biasanya panjang sampai lantai longdress, 49 tanpa lengan dan sering kali terbuka pada bagian atas seperti décolleté, strapless, atau bustie, backless, dan lain-lain. 2 Sifat Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 Berdasarkan sifatnya busana pesta malam dibagi menjadi dua bagian, yaitu a. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang digunakan pada saat resmi, busana masih sederhana, biasanya berlengan, tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tapi tetap terlihat mewah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa busana pesta malam resmi adalah busana pesta yang dikenakan pada saat acara resmi dengan busana yang rapid an sopan tetapi tetap terlihat mewah. b. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri–ciri mode terbuka. Glamour, dan mewah, misalnya Backless punggung terbuka, busty look dada terbuka, décolleté look leher terbuka, dan lain–lain. 50 3 Usia Menurut Ariffah A. Riyanto 2003 karakteristik pemakai berdasarkan usia sebagai berikut a Busana bayi b Busana usia kanak – kanak balita c Busana usia anak – anak d Busana usia remaja e Busana usia dewasa f Busana usia masa tua c. Karakteristik Busana Pesta 1 Model / Siluet “Siluet busana pesta adalah garis lurus atau bayangan suatu busana” Sicilia Sawitri, 198237. “Siluet adalah bayangan luar dari busana atau pakaian yang dapat dikelompokkan menjadi garis bayangan luar atau siluet A, I, H, Y, S, O, X, V” Arifah A. Riyanto, 2003. Bermacam huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi a Siluet A, menunjukkan garis sempit di atas dan mengembang dibawah. b Siluet H, menunjukkan garis sisi lurus dari atas ke bawah. c Siluet I, menunjukkan besar di bagian atas dan bawah, bagian tengah lurus. 51 d Siluet Y, menunjukkan besar dibagian atas dan mengecil dibagian bawah. e Siluet X, menunjukkan besar dibagian atas, pas pinggang dan besar dibagian bawah. f Siluet O, menyerupai bentuk bola atau bulat. g Siluet L, menunjukan ekor pada bagian belakang. h Siluet S, garis luarnya berbentuk melengkung kebawah. Siluet S ini justru memperlihatkan bentuk pinggang yang berarti badan atas pas sampai pinggang, sedangkan bagian roknya dibuat mengembang, yang dapat terjadi karena kerut atau bantuan penggunaan petticoat sebagai rok dalam. Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu 1 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar membentuk buah dada bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya 52 siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet trapesium trapeze, siluet taji wedge, dan siluet tunik T shape. c Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas. d Siluet pant celana Menurut Sri Widarwati 1993 busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti modeldecollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar. 53 2. Bahan Busana Busana pesta malam biasanya menggunakan bahan yang bagus, dengan hiasan yang menarik sehingga terlihat istimewa Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982166. Bahan yang digunakan dalam busana pesta yaitu bagus, namun tidak berarti harus bahan yang mahal, melainkan bahan yang memberi kesan mewah dan biasanya berkilau dan tembus terang. Menurut Arifah A. Riyanto 2003 bahan yang digunakan untuk busana pesta yaitu crepe, sifon, organsa, taffeta, beledu, lame, sytera, voile, jersey, satin, corduroy, woll. Menurut Prapti Karomah 1990 bahan busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus atau lembut daripada busana pesta pagi maupun busana pesta sore. Bahan yang digunakan untuk busana pesta malam antara lain ciffon, organsa, taffeta, satin, beledu, dan bahan–bahan yang berkilau dipilih warna–warna yang agak tua seperti hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan sebagainya. Busana pesta malam dengan sumber ide Kololie Kie Thoma Ngolo ini menggunakan bahan utama pada blus dengan bahan Cavalli, bahan printing satin bridal dengan motif Tifa, dan furing Ero. Bagian celana busana pesta malam ini menggunakan bahan utama Belledu dan bahan furing satin velvet. 54 Bahan printing satin bridal dengan motif Tifa ini menggunakan teknik digital print. Teknik digital printing pada bahan tekstil merupakan teknik mencetak motif atau gambar pada bahan kain secara cepat dalam kurun waktu yang relatif singkat. Awalnya memang terkesan mustahil, namun dengan adanya mesin digital printing tekstil saat ini masalah tersebut dapat terselesaikan dengan mudah. Mesin digital printing yang banyak digunakan untuk mencetak bahan kain dalam industri tekstil sendiri pada dasarnya tersedia dalam berbagai macam tipe. Perkembangan teknologi yang begitu pesat tidak dapat dipungkiri mampu memberikan dampak yang cukup positif terhadap kemajuan industri tekstil. Salah satunya ditandai dengan kehadiran teknik digital printing tekstil yang dapat diterapkan untuk mencetak motif pada jenis kain tertentu seperti polyester, katun, rayon bahkan kain sutera. Jika sebelumnya proses pencetakan kain dalam industri tekstil biasa dilakukan dengan cara screen printing atau roll printing, maka saat ini teknik pencetakan motif atau gambar pada kain sudah bisa dilakukan dengan mudah menggunakan mesin digital printing. Banyak aplikasi yang bisa dibuat dengan mesin digital printing tersebut, salah satu contohnya berupa spanduk atau umbul-umbul. Bahkan beberapa tahun belakangan ini semakin banyak fashion designer yang mulai berinovasi untuk mencetak motif kain berdasarkan desain tertentu sebagai bahan pembuatan produk pakaian yang eksklusif. Proses printing kain yang dikerjakan menggunakan mesin digital printing jelas lebih cepat dibanding 55 dengan cara screen printing atau roll printing. hanya perlu memiliki desain dalam bentuk file komputer, lalu dari desain tersebut akan dicetak dengan menggunakan printer khusus untuk bahan kain. Teknologi digital printing tekstil yang diterapkan untuk mencetak motif kain sendiri pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan cara langsung atau dengan printing transfer paper. Dimana proses printing transfer paper ini biasanya dilakukan untuk mencetak kain pada media yang tidak memungkinkan untuk diprint secara langsung. Namun sebelum memutuskan untuk mencetak kain dalam jumlah banyak, ada baiknya jika anda mencoba terlebih dahulu untuk mencetak satu desain ukuran A4/A3 dengan berbagai perpaduan warna. Dengan begitu anda bisa memiliki banyak contoh atau sampel motif dalam satu meter bahan kain. Setelah menemukan paduan warna yang pas akan lebih baik jika anda tidak berganti-ganti tempat percetakan kain, sehingga hasil cetakan kain yang dihasilkan akan tetap konsisten dari masa ke masa. Penerapan teknologi digital printing dalam industri tekstil telah mengalami banyak perkembangan yang cukup signifikan. Hadirnya mesin digital printing tentu proses pembuatan motif pada kain akan semakin mudah dan cepat. Sebab file design yang telah tersimpan dalam memori komputer bisa langsung dicetak menggunakan printer, tidak seperti proses cetak tekstil konvensional. 56 Meskipun waktu yang dibutuhkan untuk produksi cetak kain relatif lebih pendek, tetapi kualitas gambar dan motif kain yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik. Dimana teknologi digital printing tekstil sendiri secara keseluruhan memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki sistem screen printing atau roll printing. a. Short Run Untuk membuat motif kain dengan mesin digital printing waktu yang dibutuhkan terbilang sangat singkat, bahkan dapat diselesaikan dalam hitungan jam. Cukup membuat desain dengan komputer kemudian langsung mencetaknya pada bahan kain. Sedangkan untuk screen printing, proses pengerjaanya terbilang sangat panjang bahkan bisa memakan waktu hingga berhari-hari. b. Low Cost Dengan teknologi digital anda bisa membuat contoh product dengan biaya minim sebelum meminta persetujuan kepada pemberi order. Lain halnya jika anda membuat sample dengan teknologi screen printing konvensional, hampir dapat dipastikan jika biaya yang anda keluarkan untuk membuat film positif, screen, exposure time, dan mencampur tinta warna pasti lebih banyak. 57 c. High Quality Karena dibuat dengan menggunakan mesin digital tentunya tampilan produk yang dihasilkan juga terlihat jauh lebih bagus. Disamping itu kemampuan cetak warnanya juga semakin beragam. Dengan adanya teknologi digital bisa memesan berbagai macam produk pelengkap kebutuhan fashion dalam jumlah terbatas. Jauh berbeda dengan printing digital, sejumlah penyedia jasa screen printing konvensional biasanya akan menetapkan minimal order untuk mencetak gambar atau motif tertentu pada bahan kain. 3. Pola Busana Menurut Widjiningsih 1994 pola busana terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, kulot, dan celana yang nantinya masih bisa diubah sesuai model yang dikehendaki. Sedangkan menurut Porrie Muliawan 1994, pola adalah potongan kain atau potongan kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju ketika bahan digunting. Sebelum membuat pola, terlebih dahulu dilakukan pengambilan ukuran terhadap tubuh model. Dalam proses membuat pola, harus memulai beberapa tahapan, yaitu a. Pengambilan Ukuran Sebelum membuat pola langkah yang harus dilakukan adalh pengambilan ukuran. Didalam mengambil ukuran harus cermat dan teliti supaya hasil akhir dari pembuatan pola busananya baik dan enak dipakai. Dalam mengambil ukuran hendaknya diperhatikan orang yang 58 akan diukur, barang-barang yang dapat menyebabkan ukuran kurang tepat supaya dilepas, blus yang dimasukkan harus dikeluarkan supaya tebal dan mengembungnya blus tidak menambah besarnya pinggang. Sebelum mengambil ukuran, garis pinggang, badan dan panggul diikat dahulu dengan peter ban yang rata pada sekeliling tubuh supaya ukuran yang diperoleh tepat Widjiningsih, 1994. Adapun ukuran yang diperlukan dalam membuat Busana pesta, yaitu 1 Cara mengambil ukuran badan atas a Lingkar badan Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak. Letak centimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. b Lingkar leher Diukur sekeliling batas leher dengan meletakkan jari telunjuk dilekuk leher. c Panjang muka Diukur dari lekuk leher ditengah muka lurus kebawah sampai batas peterban dipinggang. 59 d Lebar muka Diukur pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan sampai batas lengan kiri. e Lebar bahu Diukur pada batas leher dibelakang daun telinga ke puncak lengan atau bahu terendah. f Tinggi dada Diukur dari bawah peter ban dipinggang tegak lurus keatas sampai dipuncak buah dada. g Panjang punggung Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus kebawah sampai dibawah batas peterban dipinggang. h Lebar punggung Diukur 8-9 cm dibawah tulang leher yang menonjolatau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan sampai batas lengan kiri. i Lingkar pinggang Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. j Panjang sisi Diukur dari pinggang bagian sisi sampai ketiak. 60 k Panjang blus Diukur dari pangkal leher belakang sampai batas yang dihehendaki. Atau diukur dari pinggang sampai batas yang dikehendaki. l Lingkar kerung lengan Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu kemudian ditambah 2 cm jika tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan. m Panjang lengan Diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan yang dikehendaki. Untuk lengan panjang, saat mengukur lengan harus dibengkokan agar menambah kelonggaran. 2 Cara mengambil ukuran badan bawah a Lingkar pinggang Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. b Lingkar panggul Diukur sekeliling badan bawah terbesar,diukur pas kemudian ditambah 4 cm. Bila perut yang diukur besar atau hamil maka yang diukur bagian yang lurus dengan perut. 61 c Tinggi panggul Diukur dari peterban dipinggang sampai batas lingkar panggul. d Panjang rok / celana Diukur dari pinggang sampai sepanjang yang dikehendaki. e Tinggi duduk Diukur dari pinggang sampai alas duduk kursi ditambah 3 cm. b. Metode / Sistem Pembuatan Pola Busana Dalam pembuatan busana diperlukan pola. Menurut Widjiningsih 19943 ada dua cara dalam pembuatan pola busana yaitu secara draping dan secara konstruksi. 1 Drapping “Drapping adalah cara membuat pola ataupun busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju kesisi dengan bantuan jarum pentul” Widjiningsih, 19943. Untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan bentuk tubuh diperlukan lipit pantas kupnat. Lipit pantas ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antara lingkaran yang besar dan kecil, misalnya lipit bentuk dibawah buah dada, sisi 62 ataupun bahu, juga pada bagian belakang badan yaitu pada pinggang, panggul dan bahu. Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain, dan banyak dilakukan sebelum pola konstruksi berkembang. Jiplakan bentuk badan pada draping dapat menjadi pola dasar busana ataupun pola busana. 2 Pola Konstruksi Pola Konstruksi yaitu pola yang dibuat berdasarkan ukuranukuran yang diambil dari bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan, kerah dan lain-lain Widjiningsih, 19943. Untuk mendapatkan pola konstruksi yang baik,harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut a Pada saat pengambilan ukuran harus dilakukan secara cermat dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan peterban yang diikatkan pada bagian pinggang, badan dan kerung lengan sehingga terdapat batas yang tepat. b Pada saat menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis kerung lengan dan yang lain harus luwes. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pertolongan garis lengkung. 63 c Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada harus cermat dan tepat. Pola konstruksi dapat dibuat sesuai bentuk badan dengan berbagai model busana. Dalam pembuatan pola konstruksi badan wanita yang baik selalu memiliki lipit kup untuk ruang bentuk buah dada. Pola kontruksi bukanlah pembuatan pola yang paling sempurna, akan tetapi pola konstruksi memiliki kebaikan dan kekurangannya. Kebaikan pola konstruksi antara lain a Bentuk pola sesuai dengan bentuk badan seseorang. b Besar kecilnya kup lebih sesuai dengan besar kecilnya buah dada seseorang. c Perbandingan bagian-bagian dari model lain lebih sesuai dengan besar kecilnya bentuk badan seseorang. Kekurangan pola konstruksi antara lain a Menggambarnya tidak mudah. b Memerlukan waktu yang lebih lama. c Membutuhkan banyak latihan. d Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih. Didalam pola konstruksi, terdapat beberapa macam sistem, yaitu Meyneke, sistem Charmant, sistem Muhawa, sistem Sho-Enginer, sistem Dress Making dan sistem praktis. Dalam pembuatan kostum tari ini menggunakan pola 64 dasar dengan sistem praktis. Teknik pembuatan busana pesta malam ini menggunakan pola konstruksi dengan pola dasar system so’en. 4. Teknologi Busana Teknologi busana adalah cara atau teknik yang digunakan dalam proses pembuatan busana agar menghasilkan busana yang pas dan nyaman untuk dipakai. Penjahitan busana pesta malam dikerjakan dengan mesin jahit. Kemudian untuk penyelesaian sebagian besar busana pesta ini diselesaikan dengan tangan, seperti pada bagian kelim, serta pada bagian bisban isi., sehingga membutuhkan waktu yang relative lama dan juga membutuhkan ketelitian dalam pengerjaanya. Teknologi busana terdiri dari a Teknologi Penyambungan kampuh “Kampuh adalah kelebihan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit” Nanie Asri Yuliati, 19934 misalnya menghubungkan bahu depan dengan bahu belakang, sisi depan dengan sisi belakang. Jadi kampuh adalah sambungan yang terjadi waktu menyambung dua potong kain. Penyelesaian kambuh sangat berpengaruh terhadap jatuhnya busana. Kampuh terdiri dari dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup. 65 1 Kampuh buka Kampuh buka adalah kelebihan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Macammacam kampuh buka menurut Nanie Asri Yuliati 1994 antara lain a Diobras Biasanya digunakan untuk pembuatan pakaian wanita dewasa dan celana panjang pria, lebar kampuh jadinya 1,5 cm sampai 2 cm. b Dijahit tepi Kampuh buka diselesaikan dengan dijahit tepi merupakan pengganti kampuh buka yang diobras agar tepi kampuh tidak bertiras. Kampuh ini diselesaikan dengan cara dijahit mesin pada bagian tepi antara 1,5 cm Busana pesta merupakan busana yang dipakai pada kesempatan pesta yah ladies. Adapun penggolongan busana pesta berdasarkan kesempatannya, antara lain 1. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul Busana pesta ini dijahit dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. Gambar Busana pesta pagiSumber 2. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. Gambar Busana pesta sore Sumber 3. Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yang dipakai biasanya bertekstur lebih halus dan lembut dengan model busana yang kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna busana maupun hiasannya yang digunakan lebih mencolok. Gambar Busana pesta malam Sumber 4. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat pesta resmi, biasanya dijahit dengan mode yang sederhana dan berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. Gambar Busana pesta malam resmi Sumber 5. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada kesempatan pesta di malam hari, dengan mode yang dijahit terbuka, glamour, mewah. Misalnya Backlees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain sebagainya. Gambar Busana pesta malam gala Sumber Sudah paham kan tentang penjelasan yang mimin kasih di atas. Semoga bermanfaat. Sumber Menurut waktu dan pemakaiannya busana pesta dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu a. Busana Pesta Pagi atau Siang Menurut Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri 1986 10 busana pesta pagi atau siang dapat memakai busana Barat atau Timur atau busana Nasional. Pada pesta perkawinan lebih baik menggunakan busana Nasional. Busana pesta pagi dipilih warna yang cerah, berkesan lembut dengan bahan yang menyerap keringat dan pemilihan warna cenderung lebih muda tetapi tidak berkilau. Sedangkan menurut Enny Zuhni Khayati 1998 2 busana pesta pagi atau siang adalah busana yang digunakan pada acara pesta yang diselenggarakan antara pukul WIB – WIB. Busana yang dipakai sehari – hari untuk berbagai kesempatan baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi diwaktu matahari bersinar. Menurut Prapti Karomah 1998 9 untuk 75 busana pesta pagi atau siang sebaiknya memilih bahan yang agak kaku, bahan tidak terlalu tebal, menyerap keringat dan pemilihan warna tidak terlalu gelap. Berdasarkan penjelasan diatas penyusun menyimpulkan bahwa busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada acara pesta antara pukul WIB – WIB dengan model busana seperti rok dan blus, gaun ataupun busana daerah dengan bahan yang menyerap keringat dan tidak bekilau. b. Busana Pesta Sore Bahan lebih baik dari pada untuk pesta pagi/ siang. Warna lebih menyolok atau lebih gelap. Perhiasan jangan terlalu berkilau Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986 10. Sedangkan menurut Enny Zuhni Khayati 1998 2 busana pesta sore adalah busana yang dipakai pada kesempatan sore menjelang malam. Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa busana pesta sore adalah busana dengan model lebih baik daripada untuk pesta pagi atau siang yang digunakan pada kesempatan pesta sore dengan pemilihan perhiasan yang tidak terlalu berkilau. c. Busana Pesta Malam Busana untuk pesta malam merupakan busana yang paling mewah, terutama bagi wanita Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986 10. Menurut Chodiyah dan Wisri A Mamdy 1982 171 busana pesta malam adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus 76 dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa, yang dipakai pada malam hari. Sedangkan menurut Enny Zuhni Khayati 1998 3 busana pesta malam ialah busana pesta yang dikenakan pada kesempatan malam hari. Berdasarkan penjelasan di atas penyusun menyimpulkan bahwa busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan malam hari dengan bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Menurut kesempatannya busana pesta dapat digolongkan menjadi dua macam, Prapti Karomah, 1990 9 yaitu 1 Undangan Resmi Undangan resmi yaitu upacara kenegaraan dilapangan atau di dalam gedung, serah terima jabatan, wisuda di perguruan tinggi, upacara akad nikah, resepsi perkawinan dan lain – lain. 2 Undangan Tidak Resmi Undangan tidak resmi yaitu selamatan syukuran, ulang tahun, perpisahan, dan sebagainya. Busana pesta terdiri dari gaun, blus, rok, busana Nasional dan busana daerah. Oleh sebab itu dalam pemilihannya perlu dibedakan busana acara resmi atau busana acara tidak resmi. 77 3. Karakteristik Busana Pesta Menurut Enny Zuhni Khayati 1998, busana pesta menurut waktu dan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu busana pagi, siang, sore dan malam. Dalam pembuatan busana pesta ada hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain a. Model/ Siluet Busana Pesta Siluet busana ada bermacam-macam baik berupa gaun, rok, blus, celana dan sebagainya, masing–masing mempunyai bentuk yang bervariasi Widjiningsih, 1994 70. Menurut Arifah A Rianto 2003 132 siluet adalah garis sisi luar atau garis sisi bayangan luar dari sebuah model busana atau pakaian. Sedangkan menurut Chodiyah 1982, siluet pada busana dibagi menjadi dua bagian yaitu siluet dasar A, X, I, H, Y dan siluet gabungan misal antara X dan I, H, dan X. Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa siluet adalah bentuk luar atau garis sisi bayangan luar dari suatu desain busana. b. Bahan Busana Pesta Busana pesta dibuat dari bahan yang bagus dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Bahan yang digunakan ialah beledu, kain renda, chiffon, lame, sutera, dan lain – lain Chodiyah dan Wisri A Mamdy, 1982 166. Bila menggunakan bahan yang bermotif sebaiknya dipilih garis model yang sederhana agar keindahan bahan 78 tersebut tidak rusak, bila ingin memakai kain yang tembus terang maka harus dilapisi lapisan atau furing dengan warna yang senada atau kontras. Menurut Porrie Muliawan 1994 77 busana pesta malam biasanya menggunakan bahan mewah. Sedangkan menurut Sri Widarwati 2000 70 bahan yang bisa digunakan untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera dan sebagainya. c. Warna Bahan Busana Pesta Untuk kesempatan pesta malam warna bahan yang digunakan adalah warna – warna yang menyala atau menyolok, warna – warna cerah dan warna – warna gelap atau tua Sri Widarwati, 1993 12. Busana pesta malam merupakan busana yang paling mewah terutama bagi wanita, maka bahan yang baik adalah warna gelam atau mencolok, berkilau, dengan tenunan benang emas atau perak. Sedangkan menurut Porrie Muliawan 1994 77 busana pesta malam biasanya memilih warna – warna terang. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa warna busana pesta harus disesuaikan dengan waktu pemakaiannya. d. Teksur Bahan Busana Pesta Tekstur adalah keadaan permukaan suatu benda baik benda alam maupun buatan Atisah Sipahelut dan Petrusumadi, 1991 17. Menurut Sri Widarwati 2000 14 tekstur merupakan sifat permukaan benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat – sifat permukaan tersebut antara lain kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis dan tembus 79 terang transparan. Sedangkan menurut Enny Zuhni Khayati 1998 45 tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin, berkilau, tidak kaku, dan tidak tebal dan juga memberikan rasa nyaman pada saat dipakai Berdasarkan penjelasan di atas penyusun menyimpulkan bahwa tekstur bahan busana pesta adalah keadaan permukaan suatu benda baik benda alam maupun buatan yang dapat dilihat dan dirasakan. Cara penerapan untuk untuk busana pesta malam misalnya untuk undangan resmi sebaiknya memakai siluet A dengan ukuran longdress, menggunakan bahan satin berwarna hitam berkilau bertekstur halus dipadukan dengan sutera bertekstur tembus terang.

busana pesta menurut kesempatan dan waktu